KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat iman, nikmat islam sehingga saya dapat merampungkan makalah
ini. Tetapkanlah Rahmat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW , pembawa
Islam yang sanggup melenyapkan agama-agama orang kafir dan musyrik demikian
pula RahmatNy dan salam kepada keluarga dan para sahabat beliau yang teguh
menjalankan syariatnya .
Alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kami dapat
menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul “Memahami Asmaul
Husna “ tersusunya makalah ini tidak lupa kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada guru-guru
terutama kepada guru pembimbing kami Drs . H. Muhsinin S.Pd.I
Harapan semoga dapat menjadi amal jariyah
beliau yang amat berjasa kepada kami .Amin.
Dan karena tidak ada gading yang tak retak
maka kami sangat mengharapkan koreksi dan tegur sapa para guru ,cerdik pandai
dan semua pembaca demi penyempurnaan langkah kami selanjutnya .
Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca dan kaum muslimin pada umumnya amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta,
04 November 2014
Nabila Rochim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah
Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh
hati bahwa Allah Swt , itu benar – benar ada dengan segala
kesempurnaan – Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah satunya adalah dengan
mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya
kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan kehidupan sehari-hari dari
segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan matahari, laut,air, udara
binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak
membutuhkan peribadatan manusia , tetapi manusialah yang membutuhkan adanya
Allah, manusia harus selalu meminta dan memohon perlindungan kepada Allah denga
berdoa menggunaakan Asmaul Husna.
B. Rumusan Masalah
1.
Menguraikan
7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil,
Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, Al-Akhir ).
2.
Menguraikan
makna 7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil,
Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, Al-Akhir ).
3.
Memberikan contoh
perilaku yang mencerminkan 7 Asmaul Husna yakni ( Al-Karim, Al-Mu’min,
Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, Al-Akhir ).
C. Tujuan
Dengan
adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
1. Menjelaskan
tentang Asma’ul Husna.
2. Mengetahui
dan memahami dari Asma’ul Husna dalam kehidupan seharihari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asmaul Husna
1)
Al-Kariim
Orang yang masih dalam perjalanan sangat
teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.t. Dia terpesona melihat keadaan
orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut
sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan
atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang
diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin
juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan
tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam mencapai
maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat
bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat
47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun
diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al-Karim.
Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim.
Al-Karim adalah salah satu daripada
Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t.
Al-Karim bermaksud:
1: Allah s.w.t Maha Pemurah.
2: Allah s.w.t memberi tanpa diminta.
3: Allah s.w.t memberi sebelum diminta.
4: Allah s.w.t memberi apabila diminta.
5: Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
1: Allah s.w.t Maha Pemurah.
2: Allah s.w.t memberi tanpa diminta.
3: Allah s.w.t memberi sebelum diminta.
4: Allah s.w.t memberi apabila diminta.
5: Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
Sekiranya para hamba mengenali al-Karim nescaya
permintaan, harapan dan angan-angan tidak tertuju kepada yang lain melainkan
kepada-Nya. Allah al-Karim menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya tanpa ada
kaitan dengan sebarang permintaan, cita-cita atau harapan sesiapa pun. Dia
menentukan dan menetapkan hukum pada setiap kejadian-Nya dengan kehendak-Nya
juga. Dia menyediakan segala keperluan makhluk-Nya dan mempermudahkan
makhluk-Nya memperolehi rezeki masing-masing dengan kehendak-Nya juga. Tidak
ada sesuatu yang campur tangan dalam urusan-Nya membahagikan kebaikan kepada
makhluk-Nya.
2)
Al-Mu’min
Al-mu'min secara bahasa berasal dari
kata aminayang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah
SWT al-mu'min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluknya,
terutama manusia. Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari
kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat dengan Allah,
rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain - lain. Ketidak nyamanan
bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena binatang buas, bencana
alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain - lain. Ada orang yang
merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram. Sebaliknya ada orang
yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting dan
kacau. Allah adalah al-mu’min yang muthlaq, karena hanya kepada-Nyalah keamanan dapat
diraih dan Dia adalah pencipta keamanan, baik didunia maupun di akhirat. Allah
juga Maha tepercayadalam menepati janji-Nya.
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang Maha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang Maha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.
Nama lain dari asma ini adalah
Ash-Shadiq (Yang Maha Membenarkan) seperti tersebut dalam sebuah hadist, dimana
Rasulullah saw. bersabda (yang artinya):
"Ketika seorang hamba berkata,
'Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Allah Maha Besar',
Allah swt. berfirman, 'Hamba-Ku benar (shadaqa 'abdii), tiada Tuhan selain Aku
dan Aku Mahabesar.' Dan ketika seorang hamba berkata, 'Tidak ada Tuhan Yang
Berhak disembah kecuali Allah, dan Dia Maha Esa', Allah swt. berfirman,
'Hamba-Ku benar (shadaqa 'abdii), tiada Tuhan selain Aku dan Aku Maha
Esa." (HR. Turmuzi, Ibnu Majah)
3)
Al-Wakil
Mempunyai arti bahwa Allah, adalah zat
yang mengurus segala urusan hamba-Nya dan memudahkan segala yang dibutuhkan
oleh mereka. Allah adalah Dzat yang segala perkara diwakilkan kepada-Nya.
Dan wakil itu terbagi atas:
-
Yang memenuhi apa yang
diwakilkan kepadanya dengan sempurna, tanpa pamrih;
-
Yang memenuhi tetapi tidak
semua. Wakil yang mutlak ialah yang diwakilkan segala urusan kepadanya, dan dia
cocok untuk melaksana kan dan menyempurnakannya-wakil seperti itu tidak lain
hanyalah Allah SWT.
Dari keterangan ini, dapatlah dipahami bahwa
bagian hamba dari ism ini adalah: kepada-Nyalah ia harus menyerahkan segala
urusannya, sebab Dialah sebaik-baik yang diserahi uru.
Melalui sifat ini, Allah swt. memerintahkan
agar manusia memiliki sifat dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu di antaranya adalah memegang amanah dengan sebaik-baiknya.
4)
Al-Matiin
Allah memiliki asma
al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah
adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. Allah adalah Dzat yang maha
teguh dalam janji-Nya.
Allah menjanjikan
kebahagiaan dan surge bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah
menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi yang
mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah
sampai kapanpun, karena Allah al-Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51 :
58,
Artinya: “Sesungguhnya
Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.
Manusia sebagai
wakil-Nya, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat
teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang
mengintai dan menggoda kita.
Manusia yang meyakini
bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh pendirian
dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk
Allah yang lain.
5)
Al-Jami
Jami’ berasal dari
kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Allah
bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan.
Selain Allah akan
mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al-jami’ juga dapat kita
buktikan dalam kehidupan ini.
Itulah asma
Allah al-Jami’. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah
al-Jami’.
Pertama Allah akan
mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai khalifah, wakil yang
dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus
membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk
terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu
kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Jagalah
persatuan dan kesatuan sistem kehidupan, bertanggungjawablah pada tugas dan
fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar.
Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah.
Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik
diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan.
6)
Al-Adl
Kata ini adalah kata dasar, di mana
Allah menyifatkan diri-Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia
bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di
antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi
manusia itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya
itu akan dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga
yang penuh dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke
dalam api neraka jahanam.
harus adil, tidak memihak untuk menyesuaikan dengan benar, untuk membuat bahkan, untuk meluruskan, memperbaiki, menegakkan keadilan, untuk menyeimbangkan, mengimbangi, untuk membuat yang sama, seragam, untuk mengaktifkan salah satu dari sesuatu, benar langsung, untuk membuat nyaman dengan apa yang benar
- “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan ...” (an-Nahl: 90)
- “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil”. (al-Ma’idah: 8)
harus adil, tidak memihak untuk menyesuaikan dengan benar, untuk membuat bahkan, untuk meluruskan, memperbaiki, menegakkan keadilan, untuk menyeimbangkan, mengimbangi, untuk membuat yang sama, seragam, untuk mengaktifkan salah satu dari sesuatu, benar langsung, untuk membuat nyaman dengan apa yang benar
- “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan ...” (an-Nahl: 90)
- “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil”. (al-Ma’idah: 8)
7)
Al-Akhir
Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal
dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala semua
makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.
Nama ini disebutkan di dalam firman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
" Dialah
Yang Awal dan Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu ". ( QS. Al-Hadid : 3 ).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda :
" Ya Allah,
Engkaulah Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelahMu "(HR.
Muslim)
Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat
kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala
semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.Adapun kekekalan makhlukNya
adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan Jannah, neraka dan apa
yang ada di dalamnya.Jannah adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan
ketentuan, kehendak, dan perintahNya.
Allah berkehendak untuk menetapkan
makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak secara zat
dan tabiat, karena secara tabiat dan zat, seluruh makhluk ciptaan Allah adalah
fana (tidak kekal).Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada
hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuanNya.
Sedangkan zat dan sifat Allah Subhanahu
Wa Ta'ala seperti wajah, keperkasaan, kemahatinggian, rahmat, tangan,
kemampuan, kerajaan, dan kekuatan Allah adalah sifat yang kekal abadi.Kekal
adalah sifat Zat Allah, karena Allah adalah Zat yang Mahaakhir tiada sesuatupun
setelahNya.
B. Makna Asmaul Husna
1)
Al-Karim
Karîm adalah
yang mulia dalam segala hal, yang amat banyak pemberian dan kebaikannya, baik
ketika diminta maupun tidak. Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan kemuliaan
Allah Azza wa Jalla dalam zat dan segala sifat serta perbuatan-Nya:
1. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.
2. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pada Allah k . Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.
3. Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dengan berbagai hikmah yang luas.
1. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.
2. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pada Allah k . Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.
3. Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dengan berbagai hikmah yang luas.
2)
Al-Mukmin
Sifat Allah Al - Mukmin artinya
"Allah Maha Pemberi Keamanan". Keamanan merupakan kebutuhan penting
bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena
adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan
masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara
yang sedang dalam peperangan.
Keamanan dan rasa aman yang kita
peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila
kita dekat denmgan Allah, rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain -
lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena
binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain
- lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram.
Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan
keadaan genting dan kacau.
3) Al-Wakil
Al-wakil berarti yang maha mewakili
dialah wakil yang mutlak , dialah yang mengurusi segala sesuatu yang menjadi
urusan hambanya di samping itu dia juga menjadikan segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh umat manusia, hanya allah yang dapat memudahkan makhluknya dari
kesusahan yang dijhadapinyA.
Dalam kitab suci Al – qur’an, asmaul husna Al –
wakil disebut di beberapa tempat, yaitu: Q.S. Ali-imron/3 ayat 173;
Q.S An-nisa/4 ayat 81; Q.S Al-An’am/6 ayat102; Q.S Yusuf/12 ayat 66; Q.S
Al-Qosos/28 ayat 28; Q.S Az-zumar/39 ayat62; Q.S An-nisa/4 ayat 171; Q.S
Al-isra/17 ayat 65; Q.S AL-ahzab/33 ayat 31; Q.S Al-ahzab/33 ayat 48; Q.S
Al-muzzammil/73 ayat 9.
4)
Al-Matiin
Dzat yang sangat kokok, yaitu Dia
sangat kokok dan berkekuatan yang tidak pernah luntur. Kokok diatas
segala-galanya diseluruh kekuasaanNya.
ALLAH adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan NYA. Kekuhan dalam prinsip sifat2 nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifatnya, sebagaimana manusia... Maha Sempurna ALlah dari sifat manusiawi. Allah juga maha kukuh dalam kekuatan kekuatannya oleh karena itu Sifat AL Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya.
Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberika rahmat NYA kepada hamba hamba NYA tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya
Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan NYA. Kemurkaan dan azab NYA akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekali pun.
ALLAH adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan NYA. Kekuhan dalam prinsip sifat2 nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifatnya, sebagaimana manusia... Maha Sempurna ALlah dari sifat manusiawi. Allah juga maha kukuh dalam kekuatan kekuatannya oleh karena itu Sifat AL Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya.
Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberika rahmat NYA kepada hamba hamba NYA tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya
Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan NYA. Kemurkaan dan azab NYA akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekali pun.
5)
Al-Jami
Dia adalah Dzat yang menghimpun seluruh manusia pada hari kiamat. Dan
ada pendapat lain mengatakan, bahwa Dia adalah Dzat yang mengumpulkan
bagia-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan
mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah
mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan
lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang
mahsyar pada hari kiamat. Dan Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi,
lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di
bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia
mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering
dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk
penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir
di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna
makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami’. Dikatakan bahwa jami’ ialah
orang yang tidak padam cahaya makrifatnya.
6)
Al-Adl
Allah Maha Adil dalam
segala hal terhadap apa yang diperbuat hamba-Nya. Berbeda dengan manusia.
Mungkin ketika menjadi hakim atau wasit dalam suatu pertandingan, seseorang
tidak jarang memihak golongan atau keluarganya. Banyak hal yang bisa
mempengaruhi manusia sehingga manusia tidak bisa benar-benar adil. Namun,
keadilan Allah pastilah adil yang seadil-adilnya. Dan, Allah selalu menyuruh
hamba-Nya untuk berbuat adil.
Ada Asmaul Husna lain yang
artinya sama, yaitu Al Muqsith (Maha Adil). Namun, Maha Adil Allah disini lebih
adil kepada manusia.
Allah itu adil kepada siapa
dan apa saja, baik manusia, makhluk lain, maupun alam ciptaan-Nya. Segala yang
diciptakan Allah sudah ditetapkan dengan adil. Ada siang ada malam, ada
laki-laki ada perempuan, dan sebagainya.
7)
Al-Akhir
Makna Al-Akhir adalah Dzat yang tiada
sesuatu setelah-Nya. Nama Allah Subhanahu wa Taala ini menunjukkan
keabadian-Nya dan kekekalan-Nya. Dan ini menunjukkan bahwa Dia merupakan tujuan
dan tempat bergantung yang seluruh makhluk menuju kepada-Nya dengan ibadah,
harapan, rasa takut dan seluruh keperluan mereka.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullahu mengatakan:
“Dan janganlah dipahami bahwa ini
menunjukkan batasakhir-Nya. Karena ada juga hal-hal yang abadi (lainnya) namun
berupa makhluk, seperti al-jannah (surga) dan an-nar (neraka). Atas dasar itu,
maka Al-Akhir mengandung makna bahwa Ia meliputi segala sesuatu, tiada
kesudahan bagi keakhiran-Nya.
C.
Sikap yang mencerminkan Asmaul Husna
1) Al-Karim
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul
husan al-karim hendaknya kita memiliki sikap-sikap antara lain.
a. Budi
pekerti yang luhur sehingga akan hidup pada drajat yang mulia baik di sisi
allah maupun di sisi manusia
b. Menghindari
akhlak tercela yang membuat kita menjadi hina baik dihadapan Allah Swt
maupun sesama manusia.
c. Pandai
bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Swt yang jumlahnya sangat banyak semua itu
allah anugrahkan kepada kita karena Allah Swt memiliki sifat
Al-Karim maha pemura
2 2)
Al-Mukmin
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul
husna Al-Mu’min hendaknya kita memiliki sikap-sikap , antara lain :
a. Meneladani
sifat allah tersebut sehingga satu sama lain, saling memberi rasa aman, dan
keamanan se4hingga tercipta suasana yang nyaman
b. Menghiondari
dari melakukan hal-hal yang dapat membuat orang lain merasa
takut atau mengusik ketenangan orang lain.
c. Meneladani
makna dari sifat al-mu’min , dimana lisan dan perbuatan serta tindakan kita
harus menyelamatkan orang lain minimal tidak membahayakan orang lain.
d. Yakin dan
optimis yang kemudian melahirkan kreativitas dan inovasi sebab kita yakin dan
optimis bahwa keyakinan allah selalu bersama kita .
e. Sikap
berani dan tidak menjadi orang penakut karena kita yakin allah akan menjaga dan
melindunginya.
3) Al-Wakil
Dengan memahami dan menghayati makna
Asmaul husna Al-wakil, hendaknya lita dapat memiliki sikap-sikapm, antara lain
a. Sadar
bahwa hanya Allah SWT. Tempat menggantungan diri sebab selain Allah tiada yang
dapat mencukupi segala kekurangan.
b. Teguh
pendirian dan tidak merasa takut didalam perjuangan menegakkan yang benar dan
melawa kebatilan,
c. Saling
menjaga terhadap sesama, tidak suka mengganggu ketenangan orang lain apalagi
mengancam keselamatan orang serta suka menteror orang lain.
4
4)
Al-Matiin
Dengan memahami dan menghayati makna
Asma’ul husna Al-matin, hendaknya kita memiliki sikap-sikap antara lain:
a. Sadar
jika meminta pertolongan meminta hanya kepada Allah SWT. Semata, dan tidak akan
meminta kepada yang lain sebab hanya Allah yang memiliki kekuatan yang
sempurna.
b. Berusaha
menghindari sikap sombong sebab kita sadar bahwa kemampuan kita terbatas, jauh
dari sifat sempurna.
c. Yakin
bahwasannya semua kekuatan adalah milik Allah SWT;
d. Berusaha
untuk menjadi orang mukmin yang kuat, baik dari segi fisik, ekonomi maupun dari
segi keilmuan (intelektual)
5
5)
Al-Jami
Dengan memahami dan menghayati makna
Asma’ul husna Al-jam’; hendaknya kita memiliki sikap-sikap, antara lain:
a. Sadar
bahwa kita suatu saat kita akan mati dan suatu saat akan dikumpulkan di sebuah
tempat yang bernama padang makhsyar, menunggu penentuan nasib di akherat apa
akan bertempat di surga atau di neraka.
b. Hati-hati
dalam bertindak karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.
c. Semangat
dalam melakukan kebaikan dan merasa optimis, bahwa semua kebaikan akan ada
nilainya di hadapan Allah. Jika kita termasuk muttaqin maka kita akan
dikumpulkan dalam keadaan terhormat disisi Allah.
d. Rasa
takut ketika ada niat akan melakukan berbuatan dosa. Karena Almujrimin (para
pelaku dosa) dikumpulkan dipadang makhsyar tadi dengan muka biru muram, sedih
dan penyesalan.
6
6)
Al-Adl
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul
husna al-adlu , seharusnya kita memiliki sikap
a. Husnudhon
(positif thingking) kepada allah terhadap semua ketentuan allah swt”,
b. Senantiasa
bersyukur kepada allah swt. Atas ketentuan – Nya yang adil.”,
c. Meneladani
sikap al-adlu dengan memerapkan sikap adil terhadap sesama.
7
7)
Al-Akhir
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul
husna al-akhirt, hendaknya kita memilikli sikap dan prilaku sebagai berikut.
a. Kita
menjadi sadar bahwa allah saja yang akan kekal sementara hidup kita akan
berakhir. Kita tidak boleh lupa diri dan terlena dengan kehidupan dunia yang
sementara ini . kita harus giat mempersiapkan diri dengan bekal ibadah yang
akan kita bawa ke alam akhirat.
b. Orang
yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan menjadiakn allah sebagai satu-satunay
tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainnya, tidak ada permintaan kepada
selainnya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepadanya .
c. Orang
yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan selalu merasa membutuhkan
rabbnya, ia selalu mendasarkan apa yang diperbuat Nya kepada apa yang telah
ditetapkan oleh allah untuk hambanya .
d. Orang
yang meyakini allah memiliki sifat al;-akhir akan berlindung dari dirinya ,
dengan dirinya , semua urusan dan hukum adalah miliknya
BAB III
PRNUTUPAN
Kesimpulan
Kita
harus menyakini Asmaul Husna, Allah tentu saja bukan hanya menghafalkannya
tetapi juga memahami , merenungi, dan mengaplikasikannya dengan kehidupan
sehari-hari dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar